Animasi

heart

pelangi

cursor

Kamis, 29 November 2012


Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas  hampir  di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.Yang menarik untuk digarisb awahi  yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Kamis, 18 Oktober 2012

Indahnya Menjadi Wanita Solehah,,,


WANITA SHALIHAH… Jika kita mendengar dua kata ini, yang terbayang di benak kita adalah seorang wanita berkerudung, menggunakan jubah panjang sampai ujung kaki, bahkan yang menutup mukanya hingga yang terlihat hanyalah dua pasang mata. Apakah itu yang dikatakan  wanita shalihah?? Seperti apakah kriteria wanita shalihah menurut agama Islam?
Pernyataan di atas sedikit menggambarkan kita

Rabu, 17 Oktober 2012

For Woman,,to Be A great Woman...


Ya Allah, Bimbinglah dan tuntunlah Hamba menjadi Wanita Solehah

oleh: Aisyah Christy

" Kalau wanita berakhlak mulia, baik dan berpikir positif, ia adalah angka 1. kalau ia juga cantik, tambahkan angka 0 di belakangnya, jadi 10. kalau ia juga punya harta, imbuhkan lagi 0, jadi 100. kalau ia cerdas, imbuhkan lagi 0, jadi 1000. jika seorang wanita memilki semuanya, tapi tidak memiliki yang pertama, maka ia hanya '000'. artinya tidak bernilai sama sekali."
(Al Khawarizmi,penemu angka 0)

    A. KESETARAAN YANG INDAH
     
     

Selasa, 25 September 2012

BERITA EKONOMI TERKINI

Jusuf Kalla: Bailout Bank Century Operasi Senyap

JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan keterangan kepada Tim Pengawas kasus Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/9). Pemanggilan JK terkait dengan kasus dana talangan Bank Century yang merugikan negara sebesar Rp 6,7 triliun. Foto: Investor Daily/antara Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, pemberian bailout atau dana talangan terhadap Bank Century merupakan operasi “senyap”. Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menunggu rekomendasi empat pakar terkait kasus tersebut.
 Kalla mengaku tidak diundang dalam rapat 9 Oktober 2008 di Istana Negara yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dihadiri Ketua KPK saat itu Antasari Azhar serta pejabat lainnya dalam mengantisipasi mengenai krisis ekonomi. Padahal menurut dia, ketika itu dirinya berada di Jakarta.
“Faktanya waktu itu saya di Jakarta, tapi tidak diundang. Tidak berarti karena saya sibuk, kalau tidak diundang ya tidak diundang,” kata JK dalam rapat bersama Tim Pengawas (Timwas) Bank Century di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, (19/9).
Meski demikian, Kalla mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Pasalnya rapat itu ditujukan untuk para penegak hukum. “Rapat yang disebut Pak Antasari itu saya tidak hadir. Memang disarankan saya tidak hadir karena itu untuk penegak hukum,” ujar dia.

http://www.investor.co.id/home/jusuf-kalla-bailout-bank-century-operasi-senyap/45235